Perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki?

Banyak pendapat yangg merujuk ke panafsiran hadist, bahwa perempuan diciptakan oleh ALLAH Swt dari tulang rusuk laki-laki:

“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR. Bukhari-Muslim).

“Berwasiatlah/nasihatilah kepada perempuan-perempuan kalian dengan kebaikan, sebab mereka diciptakan bersifat seperti tulang rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika kalian memaksa/berkeras untuk meluruskannya, niscaya ia akan patah. Namun jika kalian biarkan, mereka akan senantiasa bengkok, maka berwasiatlah/nasihatilah dengan kebaikan kepada perempuan-perempuan.” (H.R. Bukhari&Muslim).

Kedua hadist ini selalu digunakan oleh beberapa ulama, dan kemudian diikuti oleh mayoritas umat Islam untuk mengatakan, “Siti Hawa AS (perempuan) diciptakan oleh Allah Swt dari tanah.” Padahal hadist itu lebih memiliki pesan tentang bagaimana mendidik – menasehati – dan memperlakukan perempuan.

Hadist di atas bila kita hubungkan maknanya dengan maksud Al Qur’an di surat An Nisa’ : 1, menyatakan bahwa perempuan itu bersifat seperti tulang rusuk (melengkapi/menggenapi/memiliki hubungan yang tidak terpisahkan) dari laki-laki. Bukan perempuan berasal dari tulang rusuk laki-laki.

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak…” QS. An Nisa’ : 1.

Makna kalimat “Nafsun Wahidah wa man huwa Zawjuhaa”, tidaklah ditujukan kepada Adam, karena Adam adalah mudzakkar (laki-laki), padahal Nafsun Wahidah adalah muannats (perempuan), yang merupakan pasangan dari Zawjun mudzakkar. Continue reading