Batas Terpinggir

“Hidup untuk memberikan makna ibadah padaNya
dalam setiap hembusan nafas”
Aku – Alam – dan Allah


The Rock.

Berada di ketinggian 1.250 meter di atas permukaan laut, merupakan salah satu mimpiku yang selalu terwujud. Sama halnya ketika aku berada di dalam rimbunan dedaunan hijau hutan, dan kebiruan laut. Tak banyak yang bisa kulukiskan dari sebuah perasaan diri, kecuali kedamaian dan ungkapan syukur pada Allah.

Di Batas Terpinggir gunung marmer – Nausus.., diri ini kehempaskan pada sebuah bongkahan batu marmer, dekat dengan sisi jurang lebar yang menganga dalam. Kali ini, aku membuang segala penat dan jenuh. Membuang segala kesombongan diri. Mengajak jiwa kerdilku ‘tuk bersimpuh padaNya.

“Robbi.., dari batas terluar ketinggian ini, masihkah aku diberi daya, ‘tuk menerima kepercayaan yang mereka berikan? Berikanlah daku sabar dan kesederhanaan hidup, agar aku mampu menggurat kembali harapan hidup seperti sepuluh tahun lalu.” Continue reading